MantramTri Sandya. Trisandya atau Puja Trisandya adalah mantram dalam agama Hindu khususnya bagi umat hindu di Bali dan umat Hindu di Indonesia pada umumnya. Mantram Trisandya dilaksanakan untuk persembahyangan 3 ( tiga) kali sehari yaitu pagi siang dan sore hari. Bait pertama dari trisandya adalah berasal dari Gayatri Mantram yang tertuang dari Veda.
– Asal Muasal Disusunnya Mantram Tri Sandhya Di Bali yakni saat terjadinya Gerakan 30 September 30 S PKI tahun 1967 oleh beberapa tokoh pemuka agama seperti; 1. I Gusti Bagus Sugriwa almarhum 2. Prof. Dr. Ida Bagus Mantra almarhum 3. Prof. Dr. I Gusti Ngurah Bagus almarhum 4. I Ketut Bangbang Gde Rawi almarhum Sumber referensi Puja Trisandhya diambil dari Gayatri Mantram bait pertama Narayana Upanisad bait kedua Weda Parikrama baik ketiga dan keempat Lontar Siwa Tattwa Purana bait kelima dan keenam . Kenapa Disebut “Puja“? Puja dimaksudkan campuran antara beberapa mantram Weda dan Wedangga. Tujuan dari disusunnya Puja Trisandhya agar masyarakat Hindu di Bali lebih meningkatkan Srada “yakin”, “percaya”, yang melandasi umat Hindu dalam meyakini keberadaan-Nya kepada Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sanghyang Widhi Wasa. . . Ada beberapa pendapat dan ulasan mengenai disusunnya mantram Trisandhya ini seperti, Menurut Svami Sathya Narayana, yang merupakan guru kerohanian Weda di India, Trisandhya adalah persembahyangan tiga kali sehari yaitu a. Pagi Hari disaat matahari terbit disebut “Brahma Muhurta” bertujuan menguatkan “guna Sattvam” menempuh kehidupan dari pagi hingga siang hari. b. Siang Hari sebelum jam 12 sembahyang bertujuan untuk mengendalikan “guna Rajas” agar tidak menjurus ke hal-hal negatif. c. Sore Hari sebelum matahari tenggelam sembahyang bertujuan untuk mengendalikan “guna Tamas” yaitu sifat-sifat bodoh dan malas. Jadi Puja Trisandhya adalah persembahyangan pada saat pergantian waktu pagi-siang-malam yang bertujuan untuk menghilangkan aspek-aspek negatif yang ada pada manusia. Puja Trisandhya terdiri dari enam bait. Bait pertama atau sebagai Sandya Vandanam awal diambil dari Gayatri atau Savitri Mantram Rg Veda, Sama Veda dan Yayur Veda. Gayatri Mantram terdiri dari tiga unsur mantram yaitu Pranawa OM, Vyahrti BHUR BHUVAH SVAH, dan Tripada TAT SAVITUR VARENYAM, BHARGO DEVASYA DIMAHI, DHYO YONAH PRACODAYAT. Pranawa mantra adalah lambang kesucian dan kemahakuasaan Hyang Widhi. Vyahrti mantra untuk pencerahan lahir-bathin, dimana pengucapan “Bhur” bermakna sebagai Anna Sakti memproses sari-sari makanan bagi kekuatan tubuh. Pengucapan “Bhuvah” bermakna sebagai Prana Sakti yaitu menggunakan kekuatan tubuh bagi kesehatan jasmani dan rohani. Pengucapan “Svah” atau “Svaha” bermakna sebagai Jnana Sakti yaitu memberikan kecerahan pada pikiran dan pengetahuan menjadi cemerlang. Berjapa dengan mengucapkan “Svaha” akan bermanfaat menghilangkan “avidya” kegelapan menuju kepada “vidya” yaitu kesadaran pada hakekat kesucian dan kemahakuasaan Hyang Widhi. Bait kedua diambil dari Narayana Upanisad Sruti bertujuan untuk memuja Narayana, manifestasi Hyang Widhi, agar manusia senantiasa dibimbing menuju pada Dharma. Bait ketiga diambil dari Siva Stava Smrti yang melukiskan Tuhan dengan berbagai sebutan Siva, Mahadeva, Isvara, Paramesvara, Brahma, Wisnu, Rudra, Purusa. Bait keempat, kelima dan keenam diambil dari Veda Parikrama berisi pernyataan bahwa keadaan manusia di bumi disebabkan oleh kepapaan, dan kehinaan dari sudut pandang spiritual. Oleh karena itu maka manusia wajib mohon maaf dan mohon agar terhindar dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan trikaya parisudha. Ucapan OM – Santi – Santi – Santi – OM. Bermakna sebagai berikut Santi yang pertama, memohon agar manusia terhindar. dari sifat/sikap tidak bijaksana Avidya. Santi yang kedua memohon agar manusia terhindar dari bencana yang berasal dari mahluk ciptaan Hyang Widhi manusia, binatang, tetumbuhan Adi Bhautika. Santi yang ketiga memohon agar manusia terhindar dari bencana alam Adi Dhaivika. Narasi Referensi Asal Muasal Disusunnya Mantram Tri Sandhya Di Bali Tgl 21 Januari 2019 dan Google “Mantram Trisandhya” Post Views 379
Memohonkeselamatan, Memohon pengampunan, Memohon tuntunan. Tata Urutan Melakukan Tri Sandhya. Adapun tata urutan melakukan Tri Sandhya adalah sebagai berikut. Asana/Padasana artinya sikap sempurna, tenang, dan konsentrasi dalam me-lakukan melakukan Tri Sandhya (Om prasadha stiti sarira Siwa suci nirmala ya nama swaha).
Ilustrasi tata urutan tri sandhya Foto REUTERS/Agung ParameswaraSembahyang Tri Sandhya rutin dilakukan setiap hari oleh umat Hindu. Sembahyang ini dilakukan tiga kali dalam sehari pada waktu kritis, yakni pagi, siang, dan sore hari. Bagi umat Hindu, melakukan Tri Sandhya akan mendatangkan keselamatan dan perlindungan dari Sang Hyang Khairul Candra, dkk. dalam Jurnal Pemaknaan dan Transmisi Mantra Tri Sandhya Pada Remaja Hindu Bali di Daerah Malang, sembahyang Tri Sandhya juga menjadi wujud rasa bakti terhadap Sang Hyang Widhi Sandhya dikerjakan dengan tata cara tertentu. Sebelum membahas tata urutan tersebut, mari simak terlebih dahulu penjelasan singkat Tri Sandhya beserta tata urutan tri sandhya Foto Denita Br Matondang/kumparanApa Itu Tri Sandhya?Mengutip buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti karya I Ketut Darta dan Duwijo, Tri Sandhya berasal dari dua kata, yaitu “tri” yang artinya tiga dan “sandhya” atau “sandi” yang berarti hubungan. Jika digabungkan, Tri Sandhya mengandung makna tiga kali berhubungan dengan Sang Hyang Widhi Wasa dalam satu garis besar, Tri Sandhya dimaknai sebagai proses penyucian diri untuk menyingkirkan sifat-sifat negatif yang disebabkan oleh “guna” dan meningkatkan sifat-sifat positif dalam diri manusia. Sehingga, tercapai keharmonisan dan keseimbangan sesama makhluk dan alam untuk melakukan Tri Sandhya tercantum dengan jelas dalam kitab Hindu, yaitu“Pergunakanlah dengan sebaik-baiknya kesempatan menjelma menjadi manusia ini, kesempatan yang sungguh sulit diperoleh, yang merupakan tangga untuk pergi ke sorga segala sesuatu yang menyebabkan agar tidak jatuh lagi, itulah hendaknya dilakukan.”Ketika melaksanakan Tri Sandhya, umat Hindu wajib memahami dan menghafalkan Mantram Tri Sandhya. Mantram yang terdiri dari lagu dan irama tersebut menjadi ibu dari segala mantra dalam agama Tri Sandhya memuat pengakuan sebagai manusia yang lemah, permohonan ampun, serta perlindungan umat Hindu kepada Sang Hyang Widhi melalui dewa dan dewi. Mereka adalah Dewa Siwa, Brahma, Mahadewa, Rudra, Wisnu, Narayana, Bhur, Bhuva svah, dan tata urutan tri sandhya Foto ShutterstockTata Urutan Tri SandhyaSeperti dikatakan sebelumnya, ibadah Tri Sandhya dilakukan dengan tata urutan tertentu. Berikut tata urutan Tri Sandhya yang dikutip dari buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti karya I Ketut Darta dan DuwijoAsana atau Padasana merupakan sikap tenang, sempurna, dan konsentrasi ketika melakukan Tri adalah pengaturan nafas dengan halus. Tahap ini dilakukan agar Tri Sandhya bisa dikerjakan dengan adalah sikap pembersihan Karana merupakan posisi tangan menempel di depan ulu hati, tangan kiri di bawah tangan kanan dengan ibu jari menghadap ke atas saling yang Dimaksud dengan Tri Sandhya?Apa Itu Mantram Tri Sandhya?Apa Saja Tata Urutan Tri Sandhya? 1 asana. Om prasada sthiti sarira siwa suci nirmalaya namah swaha. 2. Karasuddhana. a. Telapak tangan kanan di atas tangan kiri dan ucapkan mantram: Tri Kaya Parisudha Tri artinya "TIGA", kaya artinya Karya atau perbuatan sedangkan parisudha artinya penyucian. Berikut adalah mantra persembahyangan Puja Tri Sandhya beserta terjemahannya. Asana Om prasada sthiti sarira siva suci nirmala ya namah svaha Terjemahan Om Sanghyang Widhi Wasa, Yang Maha Suci, pemelihara kehidupan, hamba puja Dikau dengan sikap yang tenang. Pranayama Om ang namah menarik nafas Om ung namah menahan nafas Om mang namah mengeluarkan nafas Terjemahan Om Sanghyang Widhi Wasa, Pencipta, Pemelihara, dan Pelebur alam semesta hamba puja Dikau. Kara Sodhana Om soddha mam svaha Om ati soddha mam svaha Terjemahan Om Sanghyang Widhi Wasa, sucikanlah hamba dari segala dosa. Bait 1 Om om om bhur bhuvah svah tat savitur varenyam bhargo devasya dhimahi dhiyo yo nah pracodayat Terjemahan Om Sang Hyang Widhi, kami menyembah kecemerlangan dan kemahamuliaan Sang Hyang Widhi yang menguasai bumi, langit dan sorga, semoga Sang Hyang Widhi menganugrahkan kecerdasan dan semangat pada pikiran kami. Bait 2 Om Narayana evedam sarvam yad bhutan yac ca bhavyam, niskalanko niranjano nirvikalpo nirakhyatah suddo devo eko narayanah na dvitiyo asti kascit Terjemahan Om Sang Hyang Widhi, semua yang ada berasal dari Sang Hyang Widhi baik yang telah ada maupun yang akan ada, Sang Hyang Widhi bersifat gaib tidak ternoda tidak terikat oleh perubahan, tidak dapat diungkapkan, suci , Sang Hyang Widhi Maha Esa, tidak ada yang kedua. Bait 3 Om tvam sivas tvam mahadevah isvarah paramesvarah, brahma visnus ca rudras ca purusah parikirtitah. Terjemahan Om Sang Hyang Widhi, Engkau disebut Siwa yang menganugrahkan kerahayuan, Mahadewa dewata tertinggi, Iswara mahakuasa. Parameswara sebagai maha raja diraja, Brahma pencipta alam semesta dan segala isinya, Visnu pemelihara alam semesta beserta isinya, Rudra yang sangat menakutkan dan sebagai Purusa kesadaran agung. Bait 4 Om papo ham papakarmaham papatma papasambhavah trahi mam pundarikaksah sabahya bhyantarah sucih. Terjemahan Om Sang Hyang Widhi, hamba ini papa, perbuatan hambapun papa, kelahiran hamba papa, lindungilah hamba Sang Hyang Widhi, Sang Hyang Widhi yang bermata indah bagaikan bunga teratai, sucikan jiwa dan raga hamba. Bait 5 Om ksamasva mam mahadevah sarvaprani hitankarah mam moca sarva papebyah palaayasva sadasiva. Terjemahan Om Sang Hyang Widhi, ampunilah hamba, Sang Hyang Widhi yang maha agung anugrahkan kesejahteraan kepada semua makhluk. Bebaskanlah hamba dari segala dosa lindungilah hamba Om Sang hyang Widhi. Bait 6 Om ksantavyah kayiko dosah ksantavyo vaciko mama ksantavyo manaso dosah tat pramadat ksamasva mam. Terjemahan Om Sang Hyang Widhi, ampunilah dosa yang dilakukan oleh badan hamba, ampunilah dosa yang keluar melalui kata kata hamba, ampunilah dosa pikiran hamba, ampunilah hamba dari kelalaian hamba. Penutup Om Santih Santih Santih Om. Terjemahan Om Sang Hyang Widhi anugrahkanlah kedamaian, kedamaian, kedamaian selalu. . 330 102 242 365 255 220 34 142