Pengertiandari Report Text. Report text adalah laporan yang berupa teks yang mana menyajikan informasi tentang sesuatu yang apa adanya atau sebenarnya dari hasil analisis atau penelitian sistematis. Teks ini mempunyai salah satu jenis tulisan yang ada di dalam ilmu Bahasa Inggris. Teks ini pun termasuk di dalam descriptive text yang fungsinya
Apa Fungsi Fakta dalam Teks Eksplanasi? Berikut Penjelasannya yang Benar — Fakta dalam teks eksplanasi memiliki fungsinya tersendiri. Teks eksplanasi sendiri merupakan jenis karya tulis yang memuat penjelasan mengenai bagaimana atau mengapa suatu hal bisa terjadi. Mengenal Apa Fungsi Fakta dalam Teks EksplanasiDaftar IsiMengenal Apa Fungsi Fakta dalam Teks EksplanasiTeks Eksplanasi sebagai Tulisan Non FiksiMemahami Fakta pada Jenis Tulisan EksplanasiApa Fungsi Fakta dalam Teks Eksplanasi?Ciri-ciri di Sebuah Teks Eksplanasi Daftar Isi Mengenal Apa Fungsi Fakta dalam Teks Eksplanasi Teks Eksplanasi sebagai Tulisan Non Fiksi Memahami Fakta pada Jenis Tulisan Eksplanasi Apa Fungsi Fakta dalam Teks Eksplanasi? Ciri-ciri di Sebuah Teks Eksplanasi Maka tidak heran apabila fakta mempunyai peran penting dalam jenis karya tulis ini. Keberadaannya tidak dapat digantikan dengan opini. Secara garis besar, fakta mempunyai tugas untuk memberikan penjelasan detail dan logis. Sehingga mampu membangun kepercayaan pembaca terhadap tulisan. Tanpa adanya unsur tersebut, mungkin pembaca akan meragukan kebenarannya. Untuk mengetahui fungsi lengkapnya, simak artikel ini sampai selesai ya. Teks Eksplanasi sebagai Tulisan Non Fiksi Sebelum memahami apa fungsi fakta dalam teks eksplanasi, cari tahu dulu dong mengenai jenis tulisan ini. Teks eksplanasi ialah tulisan yang mempunyai sifat menerangkan atau menjelaskan. Jadi, memuat informasi mengenai bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi. Teks eksplanasi menawarkan tulisan yang berisi serangkaian peristiwa secara urut dan sifatnya nyata, bukan hasil karangan. Ketika membacanya, kamu akan mampu mengetahui bagaimana sesuatu bekerja atau mengapa sesuatu terjadi. Pemahaman mengenai isi dari teks eksplanasi bisa diperoleh sebab didukung dengan penjelasan yang detail dan logis ketika menggambarkan tahapan suatu proses. Jadi kamu juga akan memahaminya secara mendalam. Proses di dalam tulisan ini dapat berupa fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya dan lain sebagainya. Jadi topiknya tidak terbatas pada satu hal saja. Bahkan beberapa topik bisa saling berhubungan di dalam tulisan tersebut. Sedikit menyinggung apa fungsi fakta dalam teks eksplanasi, yakni untuk menyampaikan setiap tahapan proses bagaimana dan menyajikan alasan mengapa. Sehingga pembaca bisa memahami mengenai suatu fenomena di dalamnya mulai dari awal sampai akhir. Pemahaman mengenai fenomena ini berguna sebagai bekal ilmu pengetahuan. Kamu bisa memahami beragam fenomena di dunia. Ilmu pengetahuan ini dapat berguna baik di masa sekarang maupun di masa mendatang. Fungsi fakta dalam teks eksplanasi ialah menunjukkan bahwa tulisannya merupakan kenyataan. Biasanya jenis tulisan ini dipakai dalam penelitian yang mana penulis akan memasukkan beragam informasi sebagai penjelas masalah. Tanpa adanya informasi yang lengkap dan kuat, tentu pembaca akan kesulitan memahami hasil penelitian dari penulis terkait. Bahkan bisa saja meragukan kebenaran penelitian yang dilakukan. Memahami Fakta pada Jenis Tulisan Eksplanasi Memahami apa fungsi fakta dalam teks eksplanasi tentu tidak bisa dilakukan kalau belum tahu tentang seluk beluk fakta. Fakta sebagai salah satu unsur teks eksplanasi ialah pernyataan yang bisa dibuktikan. Seperti yang kamu tahu, pernyataan dapat memuat sesuatu yang sifatnya nyata. Namun juga bisa sesuatu dengan sifat fiktif. Oleh sebab itu, kamu perlu membedakan mana yang nyata dan fiktif. Fakta bisa dibuktikan benar atau salahnya tanpa adanya keraguan. Umumnya ada bukti yang mendasarinya sehingga terjamin kebenarannya. Tentu kamu tidak bisa menyebut sesuatu sebagai fakta tanpa ada bukti dong? Nah, bukti tersebut bisa berupa pengukuran atau pengamatan. Dapat diperoleh melalui pengamatan beragam hal. Misalnya saja fenomena alam atau sosial. Jadi, unsur ini sudah pasti merupakan sesuatu yang ada atau tersedia di dalam kenyataan. Apa fungsi fakta dalam teks eksplanasi bisa menjadi benteng bagi penulis. Sebab, kebenarannya bersifat mutlak dan tidak bisa didebat. Karena memang ada di dunia nyata, jadi mana mungkin bisa didebat? Unsur tersebut secara umum bisa dilihat secara visual sehingga mampu diverifikasi. Fakta ini ialah hal yang sifatnya objektif, bukan subjektif. Bukan sekedar sesuatu yang diyakini oleh pikiran manusia. Melainkan sesuatu yang bisa diamati secara empiris atau oleh indera manusia. Sehingga bisa dilihat, didengar maupun dibuktikan memakai indera lainnya. Jadi manusia bisa mengandalkan indera untuk membuktikan kebenaran unsur ini. Apa Fungsi Fakta dalam Teks Eksplanasi? Di atas sudah disebutkan pentingnya unsur ini dalam sebuah teks eksplanasi. Jenis tulisan tersebut memuat kejadian. Nah, setiap kejadian yang disampaikan wajib mencantumkan fakta. Apa fungsi fakta dalam teks eksplanasi ialah membantu pembaca memahami kejadian yang termuat di tulisan tersebut. Sebab, teks eksplanasi merupakan pernyataan yang memuat beragam fakta untuk menjelaskan penyebab, konteks dan konsekuensi dari unsur tersebut. Tanpa adanya fakta, sudah tentu kualitas tulisan akan turun. Bahkan mudah diragukan oleh pembaca. Jadi, penting untuk memasukkan unsur tersebut sehingga mampu menguatkan kebenaran yang termuat di dalam tulisan. Maka, fungsi fakta dalam teks eksplanasi ialah sebagai penjelas mengenai sebab akibat. Sehingga pembaca akan mudah memahami tulisan mulai dari awal sampai akhir. Setelah membahas fungsi, mari mengenali struktur dari tulisan ini. Teks Eksplanasi terdiri dari tiga struktur. Diantaranya ialah pernyataan umum, deretan penjelasan dan kesimpulan. Seperti ini penjelasan lengkapnya. 1. Pernyataan Umum Pernyataan umum memuat ide dalam bentuk kalimat yang menerangkan mengenai sebuah fakta dengan sifat umum. Pernyataan umum ialah penjelasan mengenai topik inti tulisan. 2. Penjelasan Penjelasan memuat kalimat yang menerangkan pernyataan umum. Jadi, beragam fakta di dalam pernyataan umum akan dijelaskan secara lebih rinci pada bagian ini. Memuat proses terjadinya sesuatu dan sebab akibatnya. 3. Kesimpulan Kesimpulan atau interpretasi memuat bentuk singkat dari pemaparan penulis. Bagian ini dapat juga memuat ide dalam bentuk tanggapan, kesan, pendapat maupun pandangan teoretis mengenai suatu hal. Ciri-ciri di Sebuah Teks Eksplanasi Memahami ciri-ciri sama pentingnya dengan mengenali apa fungsi fakta dalam teks eksplanasi. Beberapa ciri ini bisa membantu kamu untuk membedakannya dengan jenis tulisan lain. 1. Menyajikan Informasi Teks eksplanasi mempunyai tujuan untuk menyediakan informasi, definisi dan pengetahuan. Sehingga hanya memuat fakta di dalamnya. Tidak akan memasukkan unsur fiksi yang sifat umumnya menghibur pembaca. 2. Bahasa Baku Sebenarnya banyak jenis tulisan yang memakai bahasa baku. Namun kamu tetap bisa memakai ciri ini untuk membedakan teks eksplanasi. Sementara bahasa tidak baku banyak ditemukan dalam jenis teks narasi. Selain memakai bahasa baku, teks eksplanasi memakai gaya bahasa lugas. Penjabarannya akan urut dan jelas tanpa berbelit-belit. Sehingga pembaca dapat memahami isinya secara langsung. 3. Non-fiksi Jenis tulisan ini tergolong dalam jenis non-fiksi. Non-fiksi merupakan jenis tulisan yang memuat data, fakta dan opini logis. Sedangkan tulisan fiksi umumnya memuat khayalan dan opini bebas. 4. Bersifat Faktual Jenis tulisan ini mempunyai sifat faktual. Apa fungsi fakta dalam teks eksplanasi ini ialah menunjukkan bahwa jenis tulisan tersebut bersifat faktual. Ingat ya kalau jenis tulisan ini bukan fiktif. 5. Menjawab Pertanyaan Jenis tulisan ini menjawab beberapa pertanyaan. Yakni pertanyaan berupa apa, mengapa dan bagaimana. Jika sebuah tulisan menjawab tiga pertanyaan tersebut, maka kamu bisa mengenalinya sebagai teks eksplanasi. 6. Menerapkan Susunan Logis Teks eksplanasi memuat tulisan dalam susunan logis. Tadi telah disebutkan bahwa tulisan ini berisi informasi yang urut jadi pembaca akan mudah mengikuti penjelasan dari penulis. Jika urutannya berantakan, maka pembaca akan kesulitan memahaminya. Ada banyak sekali jenis tulisan, baik itu dalam kategori fiksi maupun non-fiksi. Salah satunya ialah teks eksplanasi yang memuat fakta di dalamnya. Tidak heran banyak orang bertanya mengenai apa fungsi fakta dalam teks eksplanasi. Demikian informasi yang bisa Mamikos sampaikan pada kali ini mengenai fungsi fakta dalam teks eksplanasi. Semoga penjelasan Mamikos di atas mudah untuk kamu pahami. Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu Kost Dekat UGM Jogja Kost Dekat UNPAD Jatinangor Kost Dekat UNDIP Semarang Kost Dekat UI Depok Kost Dekat UB Malang Kost Dekat Unnes Semarang Kost Dekat UMY Jogja Kost Dekat UNY Jogja Kost Dekat UNS Solo Kost Dekat ITB Bandung Kost Dekat UMS Solo Kost Dekat ITS Surabaya Kost Dekat Unesa Surabaya Kost Dekat UNAIR Surabaya Kost Dekat UIN Jakarta
Komunikasiyang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya, oleh karena itu dalam berkomunikasi perlu kita perhatikan kalimat dalam berbahasa Indonesia secara cermat. Sehingga salah nalar dapat terminimalisasikan. Ada beberapa macam salah nalar, yakni sebagai berikut : a. Deduksi yang salah.
- Sebuah artikel biasanya akan memuat fakta dan opini. Tujuannya untuk mempengaruhi, meyakinkan, mendidik, sampai menghibur pembaca. Kendati demikian, para pembaca harus bisa membedakan antara opini dan fakta, sehingga bisa memastikan kalau informasi yang ia dapatkan bersifat valid. Melansir Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XII Kemdikbud 2020, fakta didefinisikan sebagai kenyataan atau peristiwa yang benar-benar terjadi. Fakta akan menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, atau berapa. Fakta memiliki tingkat kepercayaan tinggi karena informasi yang disajikan memang benar-benar dapat dibagi menjadi dua macam, yakni fakta umum dan fakta khusus. Fakta umum adalah kalimat fakta yang kebenarannya berlaku selamanya, seperti fakta air mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah. Sementara fakta khusus merujuk pada kebenaran yang sifatnya sementara atau pada kurun waktu tertentu. Sementara opini adalah pendapat, pikiran, atau pendirian seseorang terhadap suatu hal. Opini sering dipakai untuk menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa. Karena berupa buah pikiran seseorang, maka opini setiap orang sangat mungkin juga dibagi menjadi dua, yakni opini perorangan dan opini umum. Opini perorangan atau individu adalah opini yang pendapatnya disampaikan satu orang tertentu. Sedangkan opini umum yaitu opini yang gagasannya diajukan banyak orang atau semua orang. Perbedaan fakta dan opiniFakta dan opini dalam sebuah tulisan, dapat dikenali dari ciri-ciri pada kalimatnya. Ciri kalimat fakta sebagai berikut Informasinya dapat dibuktikan kebenarannya; Berisi data-data bersifat kuantitatif angka dan kualitatif pernyataan; Memiliki data akurat meliputi waktu, tanggal, tempat dan peristiwa; Dikumpulkan dari narasumber terpercaya; Sifatnya objektif, yaitu data yang sebenarnya dan bukan dibuat-buat, dilengkapi pula dengan gambar objek; Umumnya bisa menjawab rumus pertanyaan 5W + 1H; Menyatakan kejadian yang sedang atau telah dan pernah terjadi; Informasi dari kejadian yang sebenarnya; Pengungkapan fakta cenderung deskriptif dan apa adanya; Penalaran fakta cenderung induktif. Sementara itu, menurut laman Itjen Kemendikbud, kalimat opini memiliki ciri-ciri sebagai berikut Benar tidaknya opini dipengaruhi data pendukung atau konteksnya; Sifatnya subjektif atau bergantung pada kepentingan tertentu dan biasanya disertai dengan pendapat, saran, dan uraian penjelasan; Tidak berasal dari narasumber; Memiliki isi berupa pendapat tentang peristiwa yang terjadi; Menunjukkan peristiwa yang belum pasti terjadi atau terjadi di kemudian hari; Hasil pikiran atau pendapat seseorang atau kelompok; Informasi yang disampaikan belum memiliki pembuktian; Umumnya ditandai dengan penggunaan kata-kata bisa jadi, sepertinya, mungkin, seharusnya, sebaiknya; Opini cenderung diungkapkan secara argumentatif dan persuasif; Penalaran opini cenderung menggunakan pendekatan deduktif. Baca juga Contoh-Contoh Kalimat Efektif dalam Bahasa Indonesia dan Syaratnya Apa Itu Kalimat Deklaratif, Imperatif, Interogatif & Perbedaannya? Cara Menulis Angka Satuan Ukuran Berat, Panjang & Luas Sesuai PUEBI - Pendidikan Kontributor Ilham Choirul AnwarPenulis Ilham Choirul AnwarEditor Alexander Haryanto
Mengenalifakta dan menginterprestasikan apa-apa saja yang dibaca dengan kata lain mengerti ide pokok, mengetahui fakta penting dan dapat membuat kesimpulan serta menginterprestasikan ide-ide tersebut. pembaca dituntut menggunakan daya imajinasinya untuk memperoleh gambaran baru yang melebihi apa yang disajikan penulis (Hafni dalam
Teks untuk soal nomor 1 3. Pemerintah melarang masyarakat untuk mudik Lebaran mulai 6 Mei hingga 17 Mei 2021. Larangan itu guna mencegah peningkatan kasus COVID-19 yang selalu terjadi setelah libur panjang. Larangan mudik itu diumumkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, di Jakarta, kemarin. "Ditetapkan bahwa tahun 2021 mudik ditiadakan. Berlaku untuk seluruh ASN, TNI, Polri, BUMN, karyawan swasta, pekerja mandiri, dan juga seluruh masyarakat," katanya. Sikap tegas pemerintah itu memberikan sebuah kepastian sehingga patut diapresiasi. Memberikan kepastian karena sebelumnya dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR pada 16 Maret, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya tidak akan melarang masyarakat untuk mudik tahun ini. Ketegasan sikap pemerintah patut diapresiasi karena menempatkan keselamatan nyawa rakyat sebagai hukum tertinggi. Keputusan itu diantaranya didasari kontribusi kebijakan libur panjang pada angka penularan dan kematian masyarakat serta tenaga kesehatan akibat COVID-19 yang relatif tinggi. Sejauh ini, program penanganan COVID-19 yang dilakukan pemerintah sudah berada di jalur yang benar. Kendati demikian, angka penularannya masih relatif tinggi. Sumber
Jurnalistikadalah proses pengumpulan, penulisan, penyuntingan, dan publikasi atau penyajian berita melalui media massa. Produk utama jurnalistik atau jurnalisme adalah berita (news). Berikut ini Dasar-Dasar Jurnalistik tentang Pengertian dan Cara Menulis Berita sebagaimana dikemukakan Tom E. Rolnicki, C. Dow Tate dan Sherri A. Taylor dalam buku
ANALISIS PENGGUNAAN TATA BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH STUDI KASUS ARTIKEL ILMIAH Retno Asihanti Setiorini 1. Pendahuluan Latar Belakang Disadari atau tidak, penggunaan bahasa akan berubah sesuai dengan kebutuhan penuturnya. Sebagai contoh, bahasa yang digunakan saat seseorang berpidato atau berceramah dalam sebuah seminar akan berbeda dengan bahasa yang digunakannya saat mengobrol atau bercengkrama dengan keluarganya. Bahasa itu akan berubah lagi saat ia menawar atau membeli sayuran di pasar. Kesesuaian antara bahasa dan pemakaianya ini disebut ragam bahasa. Dalam penggunaan bahasa Indonesia dikenal berbagai macam ragam bahasa dengan pembagiannya masing-masing, seperti ragam formal-semi; formal-nonformal; ujaran-tulisan; jurnalistik; iklan; populer dan ilmiah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001 dijelaskan bahwa ilmiah adalah bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi syarat kaidah ilmu pengetahuan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang bersifat keilmuan. Sifat keilmuan ini terlihat pula dalam penggunaan bahasanya. Ragam bahasa yang digunakan dalam sebuah karya tulis ilmiah adalah ragam bahasa ilmiah. Ragam bahasa ilmiah merupakan bahasa dalam dunia pendidikan. Karena penutur ragam bahasa ini adalah orang yang berpendidikan, bahasa yang digunakan adalah bahasa yang dipelajari di sekolah/institusi pendidikan. Ragam bahasa ini dikenal pula dengan istilah ragam bahasa baku/standar. Menurut Hasan Alwi dkk. 2003 13-14, ragam bahasa ini memiliki dua ciri, yaitu kemantapan dinamis dan kecendekiaan. Kemantapan dinamis berarti aturan dalam ragam bahasa ini telah berlaku dengan mantap, tetapi bahasa ini tetap terbuka terhadap perubahan terutama dalam kosakata dan-istilah. Ciri kecendekiaan terlihat dalam penataan penggunaan bahasa secara teratur, logis, dan masuk akal. Ragam bahasa ini bersifat kaku dan terikat pada aturan-aturan bahasa yang berlaku. Sebagai bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi dalam penggunaan ragam bahasa ilmiah. Standar tersebut meliputi penggunaan tata bahasa dan ejaan bahasa Indonesia baku. Tata bahasa Indonesia yang baku meliputi penggunaan kata, kalimat, dan paragraf yang sesuai dengan kaidah baku. Kaidah tata bahasa lndonesia yang baku adalah kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia. Sementara itu, kaidah ejaan bahasa lndonesia yang baku adalah kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan sesuai dengan ragam bahasanya, aturan-aturan ini mengikat penggunaan bahasa dalam karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah terbagi menjadi enam jenis, yaitu skripsi, tesis, disertasi tugas akhir dalam pendidikan tinggi; laporan penelitian; makalah seminar; artikel ilmiah; makalah; dan laporan eksekutif. Pembahasan karya tulis ilmiah dalam tulisan ini akan difokuskan pada artikel ilmiah. Pemilihan ini dilakukan dengan dasar pemikiran artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal/majalah ilmiah. Jurnal ilmiah merupakan salah satu bentuk karya tulis ilmiah yang sudah dipublikasikan. Rumusan Masalah Penggunaan bahasa ilmiah diikuti dengan tuntutan mengikuti kaidah tata bahasa dan ejaan bahasa Indonesia yang baku. Namun, ada pula penulis artikel Ilmiah yang menggunakan susunan kalimat kurang baku. Ada dua rumusan masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini. Rumusan masalah tersebut adalah bagaimana ciri penggunaan bahasa ilmiah yang baik? Bagaimana implementasi penggunaan tata bahasa Indonesia pada artikel ilmiah? Tujuan dan Manfaat Penulisan Tujuan dalam penulisan ini adalah mendeskripsikan ciri-ciri bahasa ilmiah dalam karya tulis ilmiah, khususnya artikel ilmiah, serta melihat implementasi penggunaan tata bahasa Indonesia dalam artikel ilmiah. Tulisan ini diharapkan dapat membantu memberi gambaran mengeriai bahasa ilmiah. Analisis ini dapat digunakan sebagai acuan para penulis artikel untuk menulis dengan menggunakan tata bahasa yang baku. Metode Analisis penggunaan tata bahasa dalam artikei ilmiah pada tulisan ini dilakukan dengan analisis pustaka dan observasi terhadap penggunaan bahasa dalam majalah-majalah ilmiah. Sebagai alat bantu untuk mendeskripsikan bahasa ilmiah, digunakan kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia, yaitu Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Ejaan Bahasa Indonesia, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. lmplementasi penggunaan bahasa dalam artikel ilmiah dilihat secara acak dalam beberapa artikel ilmiah berbahasa Indonesia. Pembahasan mengenai penggunaan bahasa dalam karya tulis ilmiah ini dibagi dalam tujuh bagian. Bagian pertama, pendahuluan, menjelaskan dasar pemikiran tulisan ini secara sederhana. Bagian-bagian selanjutnya, menjelaskan penggunaan ragam bahasa ilmiah tersebut secara spesifik yaitu format penulisan, pilihan kata, kalimat efektif, kesatuan wacana, dan pedoman penulisan ejaan. Sebagai penutup, disajikan pula simpulan singkat. 2. Hasil Pembahasan Format Penulisan Artikel ilmiah merupakan tulisan ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah. Setiap jurnal memiliki syarat penyajian tulisan yang berbeda-beda. Walaupun begitu, unsur-unsur tulisan yang biasa dapat ditemui adalah abstrak, kata kunci, pendahuluan latar belakang, tujuan, masalah penelitian, dan metode penelitian, batang tubuh hasil dan pembahasan penelitian, dan simpulan. Karena keterbatasan tempat dalam jurnal ilmiah, pembatasan jumlah halaman dalam artikel ilmiah berlaku ketat. Tiap bidang ilmu mempunyai konvensi naskah yang berbeda-beda. Namun secara umum, pembagian dalam sebuah kerangka pikiran tulisan maupun ujaran terdiri atas pendahuluan, isi, dan penutup. Setiap bagian tersebut berkaitan satu sama lain sehingga membangun satu kepaduan yang utuh. Tiap bidang ilmu mempunyai konvensi naskah yang berbeda-beda. Namun secara umum, pembagian dalam sebuah kerangka pikiran tulisan maupun ujaran terdiri atas pendahuluan, isi, dan penutup. Setiap bagian tersebut berkaitan satu sama lain sehingga membangun satu kepaduan yang utuh. Secara tradisional, bidang ilmu dibagi menjadi ilmu alam dan sosial. "Jika diperhatikan, ada perbedaan format penulisan pada karya tulis ilmiah dua bidang ilmu ini. Ilmu alam menggunakan alam sebagai objek penelitiannya. Dalam penulisan karya tulis ilmiah bidang ilmu alam, langkah-langkah penelitian dicantumkan secara terperinci sehingga keteraturan/urutan penulisan terlihat secara eksplisit. Berbeda dengan ilmu alam, ilmu sosial menggunakan perilaku manusia sebagai objek penelitiannya. Oleh karena itu, dalam karya tulis ilmiah bidang sosial, pembahasan penelitian disajikan dalam bentuk penggambaran deskriptif. Pilihan Kata Diksi Pilihan kata atau diksi dalam sebuah karya tulis ilmiah akan memengaruhi kesan dan makna yang ditimbulkan. Hal ini merupakan salah satu unsur dalam artikel ilmiah. Pemilihan kata dalam satu ragam bahasa berkaitan dengan ketepatan pemilihan kata dan kesesuaian pemilihan kata. Menurut Gorys Keraf 2005 87, ketepatan pemilihan kata berkaitan dengan menggunakan kata secara tepat yang berarti menggunakan kata sesuai dengan makna yang ingin dicapai. Sementara itu, kesesuaian pemilihan kata berkaitan dengan suasana dan lingkungan berbahasa. Dalam artikel ilmiah, suasana dan lingkungan bahasa yang digunakan adalah formal dengan bahasa standar/baku. Dalam makalah ini, dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan ketepatan dan kesesuaian pemilihan kata dalam artikel ilmiah, yaitu sebagai berikut. Sinonim Perhatikan contoh berikut. mengemukakan-mengatakan-menyuarakan. Ia mengemukakan pendapatnya Ia mengatakan pendapatnya Ia menyuarakan pendapatnya Untuk menghindari kebosanan karena menggunakan kata yang itu-itu saja, dapat dipilih sinonim yang penggunaannya tepat sesuai dengan konteks. Kata umum-kata khusus Kendaraan-Kendaraan bermotor-Kendaraan bermotor umum-Angkot Penelitian terhadap gas yang dihasilkan kendaraan dianggap berhasil. Penelitian terhadap gas yang dihasilkan kendaraan bermotor dianggap berhasil. Penelitian terhadap gas yang dihasilkan kendaraan umum dianggap berhasil. Penelitian terhadap gas yang dihasilkan angkot dianggap berhasil. Setiap kata yang digunakan pada kalimat-kalimat di atas, semakin lama semakin khusus. Hal ini terlihat dari semakin khusus sempit makna yang digunakan pada kata-kata di atas sesuai urutannya. Kata yang semakin sempit tujuannya itulah yang disebut dengan kata khusus. Kata indria Kata indria merupakan kata yang menunjukkan perasaan/pengalaman dengan pancaindra, seperti panas, manis, keras, apak, desing, dan mengilat. Penggunaan kata-kata indria ini dapat saling tumpang tindih. Gejala seperti ini disebut dengan sinestesia. Perhatikan contoh berikut. Ibu membuat teh manis. Gadis itu manis sekali. Kelangsungan pilihan kata Kelangsungan pilihan kata berkaitan kata demi kata yang dipilih sehingga dapat menyampaikan gagasan secara tepat, efektif, dan efisien. Hal ini menyangkut penghamburan kata, ambiguitas makna, kesalahan ejaan, dan sebagainya. Perhatikan contoh-contoh berikut. lstilah dan jargon lstilah adalah kata atau gabungan kata yang secara cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang ilmu tertentu. Sementara itu, jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok khusus lainnya Keraf, 2005 107. Antara istilah dan jargon, terdapat ketumpangtindihan makna. Pada dasarnya, jargon merupakan bahasa atau kata yang khusus sekali. Kata populer dan ilmiah Kata populer adalah kata yang lazim digunakan oleh masyarakat luas dalam kegiatan sehari-hari. Kata ini tentu berbeda dengan kata ilmiah yang merujuk pada bahasa ilmiah. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut. orang sakit-pasien kata populer-kata ilmiah pecahan-fraksi kata populer-kata ilmiah kolot-konservatif kata populer-kata ilmiah Kata slang Kata slang adalah kata yang digunakan pada ragam percakapan yang khas. Misalnya, bahasa gaul. Bahasa seperti ini tidak bisa digunakan dalam karya tulis ilmiah karena merupakan bahasa nonstandar. Idiom Idiom adalah pola-pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk frasa, sedangkan artinya tidak bisa diterangkan secara logis atau gramatikal dengan bertumpu pada makna-makna yang membentuknya Keraf, 2005109. Contohnya, makan garam, banting tulang. Selain itu, dalam menulis karya tulis ilmiah perhatikan pula penggunaan kata depan yang dilekatkan secara idiomatis pada kata kerja tertentu, seperti berbahaya bagi, selaras dengan, terdiri atas. Kalimat efektif Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya dengan baik sehingga pendengar/pembaca akan menangkap gagasan di balik kalimat tersebut dengan tepat. Karena tujuan seseorang menulis adalah mengomunikasikan gagasan yang dimilikinya, kalimat efektif merupakan sarana yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam kegiatan menulis, populer maupun ilmiah, laporan maupun artikel, kalimat yang digunakan berupa kalimat efektif. Menurut Gorys Keraf 1993, syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut Kesatuan Gagasan Kesatuan gagasan mengacu pada bagaimana perilaku fungsi-fungsi kalimat dalam satu kalimat. Syarat utama untuk membentuk sebuah kalimat lengkap adalah adanya fungsi subjek dan predikat. Jika dirasa perlu, fungsi-fungsi ini dapat ditambahkan dan diperluas dengan fungsi lainnya. Contoh Karena asam amino ini merupakan faktor pembatas pada pakan nabati. Kata karena merupakan konjungsi yang menunjukkan hubungan alasan/sebab. Konjungsi ini berfungsi menghubungkan anak kalimat alasan/sebab dengan induk kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat. Pada kalimat di atas, penyebab induk kalimat tidak tampak. Koherensi yang baik dan kompak Koherensi yang baik dan kompak mengacu pada hubungan antarunsur pembentuk kalimat. Dalam hal ini, urutan kata menjadi hal yang perlu diperhatikan. Perhatikan contoh berikut Tes tersebut dibuat oleh guru bidang studi yang berjumlah 25 item. Tes yang berjumlah 25 item tersebut dibuat oleh guru bidang studi. Penekanan Dalam sebuah kalimat, umumnya terdapat satu hal/topik yang ingin ditekankan. Melalui beberapa cara, penekanan tersebut akan terasa nyata. Coba perhatikan contoh berikut ini Beberapa daerah sudah mencapai TFR kurang dari dua dan angka prevelensi kontrasepsi yang cukup tinggi. TFR kurang dari dua dan angka prevelensi kontrasepsi yang cukup tinggi sudah dicapai beberapa daerah. Beberapa daerah pun sudah mencapai kurang dari dua angka prevelensi kontrasepsi yang cukup tinggi. Dari contoh di atas, terlihat cara untuk memberi penekanan adalah meletakkan topik di awal kalimat atau menggunakan partikel penekan pun. Selain cara di atas, dapat pula digunakan pertentangan atau repetisi pengulangan. Variasi Untuk menghindari kebosanan karena menggunakan kata atau pola kalimat yang itu-itu saja, digunakan variasi. Dalam kosakata, variasi berkaitan erat dengan sinonim. Untuk lebih jelasnya, perhatikan kembali pembahasan mengenai pilihan kata sinonim. Paralelisme Paralelisme menekankan pada penggunaan jenis dan pola yang sama dalam kalimat. Fungsi-fungsi dalam satu kalimat terbentuk dari pola yang sama. Misalnya, jika dalam sebuah kalimat terdapat predikat lebih dari satu, imbuhan dalam predikat-predikat tersebut sama. Perhatikan kalimat-kalimat berikut. Fungsi enzim di antaranya adalah membantu proses metabolisme dan dapat digunakan untuk mencegah infeksi. Fungsi enzim di antaranya adalah membantu proses metabolisme dan mencegah infeksi Penalaran atau logika Salah satu ciri bahasa ilmiah adalah logis. Hal ini berarti pernyataan dalam kalimat yang digunakan dalam karya tulis ilmiah sesuai dengan logika. Perhatikan contoh berikut. Secara umum, pendekatan kultural lebih optimis daripada kedua pendekatan sebelumnya... Pertanyaan yang muncul dari kalimat di atas adalah, siapa yang merasa lebih optimis? Apakah mungkin, sebuah pendekatan dalam hal ini pendekatan kultural dapat merasakan optimisme? Perasaan optimis tentunya dapat dirasakan oleh manusia, bukan pendekatan. Paragraf Dalam buku Komposisi Keraf, 199762-66 dikatakan bahwa paragraf merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Paragraf merupakan perluasan pikiran dari kalimat. Pembagian paragraf berdasarkan fungsinya dalam satu karangan akan mempermudah pembaca memahami struktur karangan. Sebuah karangan yang dalam studi kasus ini berupa artikel ilmiah minimal terdiri atas tiga pembagian, yaitu pendahuluuan, isi, penutup. Hal ini berlaku pula dalam penulisan paragraf. Dalam sebuah paragraf, terdapat kalimat pembuka, isi, dan penutup. Oleh karena itu, sebuah paragraf yang standar minimal terdiri atas tiga kalimat. Dalam sebuah paragraf, terdapat kalimat yang menunjukkan gagasan utamanya. Kalimat tersebut disebut kalimat topik. Dari kalimat topik inilah sebuah paragraf kemudian dikembangkan. Dalam mengembangkan satu kalimat topik menjadi paragraf, perlu ppula diperhatikan masalah urutan yang logis dan kepaduan bahasa. Kepaduan bahasa ini akan terlihat dari penggunaan kata-kata yang merujuk pada bagian sebelumnya sehingga topik yang dibahas dalam sebuah paragraf tidak meluas tak terarah. Pedoman Penulisan Dalam setiap bahasa, terdapat pedoman penulisan yang perlu diperhatikan. Pedoman ini dibuat untuk mempermudah penggunaan dan pemahaman terhadap suatu bahasa. Dalam bahasa Indonesia, terdapat dua panduan yang dijadikan acuan, yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. KBBI merupakan pedoman mengenai tata cara penulisan dan makna kata. Hal ini berbeda dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang berisi aturan-aturan mengenai pungtuasi tanda baca. Pedoman penulisan yang terdapat dalam KBBI dan Ejaan Bahasa Indonesia bersifat mengikat penggunanya. Makalah ini tidak akan membahas aturan dalam kedua pedoman tersebut satu per satu. Apabila dibutuhkan, seorang peneliti/penulis tidak perlu merasa ragu atau malu untuk membuka-buka kembali keedua pedoman ini. Hal yang akan dibahas dalam makalah ini hanyalah aturan-aturan yang bersifat khusus. Setiap bidang ilmu mempunyai kekhasan dalam tata cara penulisan. Ada aturan-aturan khusus yang berlaku mengikat penggunanya. Berikut ini beberapa aturan khusus kebidangan. Penggunaan istilah asing Dalam buku Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia telah dijelaskan bahwa huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan kata atau ungkapan asing dalam artikel ataupun karya tulis lainnya diperbolehkan. Namun, apabila kata atau ungkapan yang digunakan tersebut belum banyak digunakan, ada baiknya diberikan penjelasan. Dengan begitu, pembaca tidak bingung. Perhatikan contoh berikut. Pengambilan keputusan strategik sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai value atau harapan expectation. Investasi pembiayaan Lambang Ada banyak karya tulis yang menggunakan satuan. Mien A. Rifai 1995 menyatakan, "Satuan dasar yang dianut secara universal memakai Satuan Sistem Internasional biasa disingkat SI dari System International D'unites." Misalnya, kilogram—kg → 5 kg; meter—m → 10 m; ampere—A → 2 A Penulisan satuan tidak diawali dengan huruf kapital. Namun, jika satuan tersebut diambil dari nama orang, penulisan dalam bentuk singkatnya menggunakan huruf kapital. Penulisan satuan dalam bentuk singkat tidak menggunakan titik. Sama seperti satuan dasar, penulisan satuan mata uang tidak diawali dengan huruf kapital. Namun, penulisan satuan mata uang dalam bentuk singkat, menggunakan lambang dan huruf kapital. Perhatikan contoh berikut. rupiah → dolar Amerika → US$ 25 yen → Y25 Penulisan nama latin Dalam bidang keilmuan tertentu, penggunaan nama Latin tidak bisa dihindarkan. Penggunaan nama Latin akan menjelaskan spesies makhluk hidup secara spesifik. Lalu, bagaimanakah cara penulisannya? Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia 2016 disebutkan, "Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang." Namun, bagaimana dengan unsur-unsur nama hewan atau tumbuhan? Selain itu, disebutkan pula, "Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya." Penjelasan lebih lanjut mengenai penulisan nama Latin ini dijelaskan Mien. A Rifai 199514, huruf miring digunakan pada nama ilmiah, marga, jenis, anak jenis, varietas, dan forma makhluk. Akan tetapi, nama ilmiah takson di atas tingkat marga tidak diitulis dengan huruf miring. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh-contoh berikut Oryza sativa Linnaeus Oryza sativa Linn. Oryza sativa merupakan nama Latin untuk padi. Sebagaimana dijelaskan pada EBI, penulisan nama diawali dengan huruf kapital. Oleh karena itu, huruf O pada Oryza ditulis kapital. Namun, berbeda dengan tata cara penulisan nama orang, huruf kapital hanya dipakai pada huruf pertama kata pertama. Jadi, huruf s pada kata sativa tidak kapital. Huruf L pada kata Linnaeus Linn. mengacu pada nama orang penemu. Oleh karena itu, tidak ditulis dengan huruf miring. Antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris Bahasa Inggris diakui sebagai bahasa internasional. Begitu pula dalam karya tulis ilmiah. Agar dapat memublikasikan hasil penelitiannya pada masyarakat luas dalam hal ini masyarakat internasional, ada banyak peneliti yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam karya tulis ilmiahnya. Jika karya tulis ilmiah menggunakan bahasa pengantar Inggris atau bahasa asing lainnya, pedoman dan aturan yang digunakan sesuai dengan bahasa yang digunakan. Jadi, jika bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Inggris, pedoman dan aturan yang digunakan adalah pedoman dan aturan bahasa Inggris. Oleh karena itu, penggunaan bahasa di luar bahasa Indonesia bahasa Inggris atau Latin ditulis dalam cetak miring. 3. Simpulan Ragam bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah ragam bahasa ilmiah atau disebut juga bahasa standar baku. Sebagai salah satu jenis dari karya tulis ilmiah, artikel ilmiah pun ditulis dengan menggunakan ragam bahasa ilmiah. Bahasa standar ini adalah bahasa yang dipelajari dalam institusi pendidikan. Sebagai bahasa standar, ada aturan-aturan tata bahasa dan pedoman ejaan yang perlu diikuti. Standar berbahasa yang perlu diperhatikan dalam ragam bahasa ini meliputi pemilihan kata yang tepat, kalimat efektif, kepaduan paragraf, dan pedoman penulisan. Berdasarkan pengamatan dapat diketahui bahwa dalam artikel ilmiah masih dapat ditemui penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan standar aturan berbahasa Indonesia. Penggunaan bahasa yang tidak sesuai tersebut dapat ditemukan berupa ketidaktepatan dalam penggunaan/penyusunan kata, kalimat, paragraf, dan pedoman penulisan. Daftar Pustaka Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Pustaka. Keraf, Gorys. 1997. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende—Flores Penerbit Nusa Indah. Keraf, Gorys. 2005. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Diknas RI. 1989. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta Balai Pustaka. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Diknas RI. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Pustaka. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta Kemdikbud. Rifai, Mien A. 1995. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia. Yogyakarta Gadjah Mada University Press. Utorodewo, Felicia N. 2003. "Bahasa Indonesia Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah". Utorodewo, Felicia N. 2003. Bahasa Jurnalistik dalam seminar Sejarah Bahasa Melayu/Bahasa Indonesia dalam Jurnalistik. Program Studi Indonesia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Jakarta, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Sumber Cirikarya tulis ilmiah yang baik adalah karya tulis yang diupayakan dalam penyajiannya diungkapkan fakta yang bersifat (1) memiliki sifat kekinian atau mengungkap fenomena baru, (2) bersifat tidak memihak, (3) bersifat sungguh-sungguh, (4) tidak bercorak mendebat, dan (5) mengkesampingkan pendapat yang tidak memunyai dasar. Syarat-syarat - Teks eksplanasi Explaining adalah teks yang bisa menjelaskan sesuatu. Sebuah teks dikatakan termasuk jenis teks eksplanasi jika isi teks tersebut berisi tentang proses mengapa’ dan bagaimana’ kejadian-kejadian alam, sosial, ilmu pengetahuan, atau budaya. Ciri umum teks eksplanasi ialah strukturnya terdiri atas pernyataan umum, urutan sebab-akibat, dan interpretasi pernyataan tentang topik; memuat informasi berdasarkan fakta faktual, kefaktualannya bersifat ilmiah. Unsur pembentuk teks eksplanasi ialah pendahuluan dan perincian. Pendahuluan berisi pengenalan objek yang akan dijelaskan, Contohnya penjelasan tentang keberadaan dan pengertian objek tersebut, sedangkan perincian berupa penjelasan tentang urutan peristiwa baik penyebab maupun akibatnya. Apa yg dimaksud dengan hubungan kausalitas dalam teks eksplanasi? Hubungan kausalitas adalah hubungan sebab akibat, misalnya dengan penggunaan kata “menyebabkan”, “disebabkan”, “sehingga”, “jika”, dan fungsi fakta dalam teks eksplanasi?Fungsi fakta dalam teks eksplanasi ialah menyampaikan kebenaran dari informasi yang terdapat dalam tulisan. Informasi-informasi yang disajikan kepada pembaca sesuai dengan kenyataan atau peristiwa yang terjadi bukan rekayasa tiruan.Contoh teks eksplanasi yang berupa faktaDalam teks eksplanasi, penulis menggunakan banyak fakta yang fungsinya sebagai penyebab atau akibat terjadinya suatu peristiwa. Bahkan, dapat dikatakan bahwa teks eksplanasi hampir semuanya berupa fakta. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh paragraf berikut ini."Kondisi sosial ekonomi warga negaranya sangat jauh terbelakang. Kemiskinan menjadi pemandangan umum hampir melanda di seluruh pelosok negeri. Akan tetapi, ketika Kim JongIl, pimpinannya itu meninggal, tak ada upaya penggulingan kekuasaan ataupun demonstrasi untuk menuntut perubahan politik di negerinya. Padahal peluang untuk itu lebih terbuka. Justru yang terjadi kemudian hampir seluruh warganya menunduk hidmat, mengantar jenazah pimpinannya ke liang lahat."" Juga apabila kembali melihat kondisi warga di negeri ini. Kemiskinan sangat akrab di pinggiran kota dan di sudut-sudut desa di berbagai pelosok. Akan tetapi, mereka jarang melakukan demonstrasi hanya satu-dua peristiwa. Justru yang jauh lebih getol melakukan hal itu adalah warga yang tinggal pusat-pusat kota, yang secara umum mereka lebih makmur."Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan, semoga bisa membantu kamu yang sedang mengerjakan tugas sekolah. Dan harus diingat, dalam belajar kamu harus memperhatikan apa yang sedang guru ajarkan dan tidak lupa untuk bertanya jika ada yang kurang jelas dan dimengerti. Salam suksesMateri Kelas 11 SMA Bahasa IndonesiaSumber
Berdasarkansifatnya, informasi juga dibedakan menjadi beberapa jenis yakni: 1. Informasi Faktual. Informasi faktual merupakan suatu informasi berupa fakta atau peristiwa nyata yang memang benar-benar terjadi dan bisa dibuktikan kebenarnya. Informasi faktual dibagi menjadi 2 yakni fakta umum atau fakta khusus.
. 5 124 32 164 499 176 374 373

apa saja fakta fakta yang disajikan dalam tulisan tersebut